KEPUTUSAN
INDONESIA MENJADI
GERAKAN
NON BLOK
(NEGARA
DUNIA KETIGA)
Oleh
:
Wulanndari
Tri Kusumaningsih
20120510265
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH YOGYAKARTA
Jl. Ring Road Barat, Tamantirto, Bantul
Yogyakarta
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Indonesia adalah
negara yang kaya akan sumber daya alam, letak geografis Indonesia yang sangat
strategis yakni antara dua benua dan dua samudra, kemudian memudahkan akses
para pelayar dunia untuk memasuki wilayah Indonesia. Dengan kekayaan sumber
daya alam yang melimpah namun kondisi wilayah yang tanpa kedaulatan, maka para
pelayar dunia itu pun dengan mudah menjajah Indonesia selama hampir 300 tahun
lebih, seperti yang dilakukan Belanda. Selama penjajahan dilakukan rakyat
Indonesia dan para pejuang tidak tinggal diam begitusaja, dengan segala upaya
dan usaha rakyat Indonesia mampu mengusir para penjajah dari bumi pertiwi
Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kedaulatan penuh pada
tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan pembacaan Teks Proklamasi oleh
Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Yang kemudian menjadi catatan
kemudian adalah kemerdekaan yang diperoleh Indonesia murni atas dasar segala
perjuangan dan usaha rakyat Indonesia, bukan atas dasar hadiah atau kebaikan
dari para penjajah (Jepang, Belanda, maupun Inggris).
Soekarno adalah
seorang pejuang Indonesia yang lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan
meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Soekarno adalah pejuang Indonesia yang terkenal
dengan nasionalismenya, dengan segala pengalaman yang telah dilalui beliau rasa
nasionalisme tumbuh begitu subur dalam dirinya, selain nasionalismenya beliau
juga dikenal sebagai seorang pejuang yang cerdas dalam bidang politik maupun
bidang lainnya terlebih lagi untuk hubungan luarnegeri Indonesia dengan negara
lain.
Sebagai negara
yang bisa dibilang baru merdeka pada masa perang dingin, yakni perang ideologi
antar sekutu atau blok, Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia mengambil langkah
tegas untuk tidak memilih antara kedua sekutu tersebut. Antara ideologi
sosialis dan ideologi komunis, Indonesia lebih memilih untuk menggunakan
ideologi bangsa sendiri yang sudah mengakar dalam jiwa masyarakat Indonesia
yakni, Ideologi Pancasila. Sebagai seorang yang berdaulat penuh atas Indonesia
dan mempunyai legitimasi penuh dari rakyat, sebagai seorang presiden,
Ir.Soekarno bersama-sama tokoh negara dunia ketiga lainnya kemudian
memprakarsai Gerakan Non Blok. Yakni suatu statement tentang ketidakberpihakan
kepada salah satu blok yang sedang berseteru dalam perang dingin yang sedang
berlangsung. Politik Luar Negeri Bebas Aktif Indonesia yang diberlakukan oleh
Ir. Soekarno juga seolah menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mempunyai pedoman
dalam menjalankan atau memajukan kehidupan bangsa Indonesia denga cara sendiri
dan tidak berpihak kepada salah satu blok. Cetak hitam sejarah Indonesia
mengenai penjajahan yang dilakukan oleh negara-negara semi adidaya di dunia
juga menjadi catatan bagi Indonesia untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
agar terjadi perubahan yang telah lama diharapkan rakyat. Gerakan Non Blok
adalah pilihan yang tepat bagi negara-negara dunia ketiga (Indonesia,Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, SriLanka, Kuba, India,Zimbabwe, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia )
dimana merupakan negara yang baru saja mendapatkan kedaulatan penuh, bisa
menyuarakan kepentingan nasionalnya dalam kancah internasional. Gerakan
Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah
konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada
tahun 1955. Di dalam
konferensi ini, negara-negara yang datang menyatakan tidak berpihak pada blok tertentu, mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak
terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri atau tokoh dunia dari
gerakan non blok ( negara dunia ketiga ) ini adalah lima pemimpin negara: Josip Broz Titopresiden
Yugoslavia, Soekarno presiden
Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana. Ketidakberpihakan Indonesia ke
salah satu pihak sekutu yang ber seteru ini menjadi menarik untuk di telisir
lebih jauh, Indonesia yang merupakan negara baru dalam hal kepemilikan
kedaulatan lebih memilih untuk menjadi negara yang mandiri dengan segala
kelebihan dan kekurangannya. Bukan menjadi negara yang menumpang nama di bawah
negara-negara adidaya atau sekutu negara-negara yang sedang berseteru masa itu.
Dan juga yang lebih menarik perhatian adalah ketika Indonesia bisa lolos dari
pengaruh ideologi kedua blok tersebut.
1.2
Rumusan Masalah
Mengapa Indonesia
memilih tidak memihak pada Blok
Barat maupun Blok Timur, dan memilih
menjadi negara Gerakan Non Blok?
B.
LANDASAN TEORI
Indonesia adalah slah satu
negara pemrakarsa dari terbentuknya Gerakan Non Blok. Dimana Gerakan Non Blok (bahasa Inggris: Non-Aligned
Movement/NAM) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari
100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau
terhadap blok kekuatan besar apapun baik blok barat maupun blok timur. Tujuan dari
organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun
1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas
teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan
mereka. Begitupula yang diharapkan oleh Indonesia.
Adapun teori teori yang
dapat menjelaskan tentang Indonesia lebih memilih menjadi negara gerakan non
blok adalah sebagai berikut :
1.1
Teorisasi tentang kepribadian
Basis dari kehidupan
politik adalah personal. Teori ini berasumsi bahwa perilaku politik adalah
akibat sifat-sifat manusia yang sangat dasar, yaitu yang disebut kepribadian.
Perilaku manusia bukanlah hasil dari perhitungan tentang tujuan dan cara
mencapai tujuan itu, tetapi lebih merupakan akibat dari ciri-ciri kepribadian
si pelaku politik yang terbentuk sejak masa kanak-kanaknya dan tetap melekat
selama hayatnya.Untuk mebahas analisis ini berikut terdapat penerapan
pendekatan psikoanalitik, yang oleh Alan Isaak sebagai psikobiografi dan kedua,
tentang klasifikasi tipe-tipe atribut kepribadian.
Psikobiografi
menyebutkan bahwa perilaku individu itu disebabkan olehkepribadian manusia itu
sendiri. Suatu tindakan politik yang diambil oleh seorang politisi bisa
merupakan pencerminan dari jati diri orang tersebut.
Dalam hal
ketidakberpihakan Indonesia kedalam kedua blok, baik blok barat maupun blok
timur bisa dikatakan sebagai pencerminan kepribadian para elit politik pasca
kemerdekaan Indonesia, khususnya Soekarno. Soekarno yang lahir di bumi pertiwi
ini sejak kecil sudah terbiasa dengan adanya kolonial, terbiasa dengan
penderitaan rakyat yang dijajah selam bertahun-tahun oleh bangsa asing. Keadaan
yang seperti ini pasti akan membentuk suatu kepribadian seseorang,
traumatik atas penderitaan bangsa dan
rasa nasionalisme yang begitu besar menjadi pemicu Soekarno untuk membentuk
aliansi dengan negara-negara dunia ketiga yang dirasa senasib sepenanggungan
dengan Indonesia. Kecintaan dan penghormatannya kepada rakyat ia buktikan
dengan menjadi pemrakarsa Gerakan Non Blok, bersama dengan beberapa pemimpin
dunia yang lain.
1.2
Teori Peranan
Peranan (role ) adalah
perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang ketika seseorang
tersebut menduduki suatu jabatan. Seseorang dalam mengambil tindakan selalu
dibatasi yang namanya peranan atau jabatan. Teori ini berasumsi bahwa sebagian
besar perilaku politik adalah akibat dari tuntutan atau harapan terhadap peran
yang kebetulan dipegang oleh aktor politik. Teori ini menegaskan bahwa perilaku
politik yang dilakukan adalah perilaku dalam menjalankan peranan politik.
John walke mengatakan
bahwa teori peranan ini mempunyai dua kemampuan yang dapat digunakan untuk menganalis politik. Yang pertama, ia
menunjukkan bahwa aktor politik umumnya berusaha menyesuaikan perilakunya
dengan norma perilaku yang berlaku dalam peran yang dijalankannya. Yang kedua,
teori peranan mempunyai kemampuan
mendiskripsikan institusi secara behavioral. Teori peranan ini langsung
menunjukkan segi-segi perilaku yang membuat suatu kegiatan sebagai institusi.
Dalam teori ini
pembahasan cenderung tentang individu, namun individu dalam artian peranan
politik. Kerena dinyatakan bahwa seseorang bisa menjadi beberapa peranan,
seperti, seorang presiden mampu berperan
menjadi seorang duta dari sebuah negara, menjadi seorang ayah bagi
anak-anaknya, menjadi seorang suami bagi istrinya. Seseorang yang menduduki
suatu jabatan tertentu diharapkan atau diduga akan berperilaku tertentu.
Harapan atau dugaan(expectation) itulah yang membentuk suatu peranan.
Dalam hal
ketidakberpihakan Indonesia kedalam salah satu pihak, blok barat maupun blok
timur ini tokoh yang paling tersohor adalah presiden pertama RI yakni Ir.
Soekarno. Sebagai seorang individu yang mempunyai kiprah politik yang bisa
dibilang tidak sebentar Soekarno sudah terlatih untuk memilah-milah keputusan
yang seperti apa yang harus beliau ambil demi Indonesia kedepannya. Sebagai
seorang presiden pertama untuk negara yang baru merdeka ini Soekarno dituntut
untuk memilih keputusan yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
Indonesia yang mendeklarasikan kelahirannya dengan Ideologi Pancasila mendorong
Soekarno untuk memutuskan Indonesia menjadi negara gerakan non blok (negara
dunia ketiga), sekalipun Soekarno diketahui lebih condong dengan pihak komunis.
1.3
Teori aliansi
Organisasi-organisasi internasional
itu sebenarnya adalah sistem aliansi regional yang dirancang untuk meningkatkan
“pertahanan diri secara kolektif” menghadapi musuh eksternal bersama.
Aliansi adalah suatu kelompok yang
terbentuk ketika anggota-anggotanya bersetuju untuk bersama-sama menghadapi
lawan yang identitasnya sudah ditetapkan dengan jelas. Negara-negara membentuk
koalisi hampir secara mekanistik karena adanya kepentingan masing-masing untuk
melindungi suatu negara yang terancam atau diserang oleh musuh yang lebih kuat,
dan jarang secara otomatik. Dengan alasan yang rasional yakni jika beberapa
negara telah membentuk suatu koalisi maka akan muncul pula koalisi tandingan
karena negara yang tidak masuk dalam suatu koalisi pasti merasa terancam ketentramannya(kedamaian),
ini mendorong negara-negara untuk berkoalisi dengan negara yang sama-sama
terancam oleh kekuatan yang lebih besar, bukan karena kehendak untuk membantu
negara yang lebih lemah, tetapi karena kelemahan negara itu akan membuat semua
negara yang tidak terlibat sengketa terpaksa menghadapi ancaman dari satu
negara atau lebih yang terlalu agresif dengan ambisi hegemoniknya.
Aliansi dianggapkan
merupakan picu yang membuat perimbangan berlaku dengan menempatkan koalisi yang
berlawanan sedemikian rupa sehingga tidak satupun yang mampu mengungguli yang
lain. Aliansi diyakini bisa menciptakan keseimbangan karena bisa
mengagregasikan kekuatan.
Dalam hal
ketidakberpihakan Indonesia kepada salah satu pihak, blok barat maupun blok
timur ini menunjukkan bahwa Indonesia mampu membentuk suatu aliansi dengan
negara-negara dunia ketiga. Indonesia mampu mandiri dengan beberapa
negara-negara(negara dunia ketiga) selain blok barat dan blok timur
mempertahankan kedaulatan bangsa dan ketentraman bangsanya tanpa merasa
bergantung dengan kedua blok tersebut.
Kedua blok yang
berseteru ini mungkin telah memberikan sumbangan pada keamanan global dengan
menjamin sistem deterens berdasar perimbangan teros(balance of teror). Tetapi
kedua-duanya tidak bisa dinilai sebagai suatu pendekatan institusional untuk
menyelesaikan masalah perang yang telah berhasil mencegah terjadinya tindak
kekerasan antar-bangsa pada umumnya. Indonesia pada khususnya adalah Soekarno
mempertimbangakan tentang quote dan fakta
mengenai “pertemanan dan persahabatan adalah tidak ada yang abadi, yang
ada hanyalah kepentingan yang abadi” dan dengan kalkulasi yang rasional pulalah
maka Indonesia lebih memilih untuk menjadi negara gerakan non blok dibandingkan
memilih bergabung bersama blok timur maupun blok barat.
C.
HIPOTESA
Dengan melihat masalah
yang ada dan meninjau dari kerangka teori yang ada maka dapat diambil hipotesa
sebagai berikut:
Indonesia menjadikan
Gerakan Non Blok ini menjadi implementasi dari Politik Luar Negeri Indonesia
Bebas Aktif.
Pemimpin Indonesia, Ir.
Soekarno adalah orang yang imperialis dan telah trauma dengan penjajahan yang
dilakukan oleh negara semi adidaya di
dunia, begitu pula dengan rakyat Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Mas’oed Mochtar,”Studi Hubungan Internasional”,(Pusat
Antar Universitas UGM, 1989).
Mas’oed Mochtar,”Ilmu
Hubungan Internasional”,(Pusat Antar Universitas UGM, 1989).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar